Langsung ke konten utama

Jamur tiram makanan bergizi

Jamur tiram makanan bergizi

Makanan yang mengundangg selera selalu membuat orang bertambah nafsu makannya terhkususu di daerah yang relatif dingin maka makan bukan hanya untuk sekedar memuaskan perut melainkan juga digunakan untuk menghangatkan badan dari dinginnya udara sekitar. Trus apa ya makan yang bisa ngangetin badan kedika berada di daerah yang relatif dingin? Betul makan yang panas...hehehehe. ya engak lah sob....... masak Cuma makan makanana yang panas aja, malah bikin perut sakit donk, tapi kita juga haruss makan makanann yang mrngandung bahan bahan alami yang bisa memberi sentuha hangat dibadan kita. Apa itu.....pertama kita bisa memakan makanana yang tergolong rempah rempah kedua makn yang mengandung kalori yang banyak, tapi idisi ssya ingin membahas tuntas makan yang  bisa menghangnatkan badan tapi tidak membuat badan jadi lemas, yaitu jamur .

Tapi sebelum aku ngabahas caara memasaknya mari kita bahas tuntas bagaiman cara menanamnya yang bener.
Teknik dan Cara Budidaya Jamur Tiram - Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan budidaya.

JAMUR TIRAM

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur tiram memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi serta menjadi tujuan dari budidaya. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha budidaya benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama jamur tiram.

PERSIAPAN PENANAMAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman. Persiapan matang membantu menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan jamur tiram sehingga menunjang keberhasilan budidaya. Langkah-langkah yang harus dilakukan diantaranya membuat rumah kumbung baglog, rak baglog, menyediakan bibit, serta menyediakan peralatan budidaya. (Bisa Anda lihat di artikel Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram).
Usahakan selama budidaya menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya untuk jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaatkan peralatan dapur.

Pada dataran rendah, modifikasi bahan media jamur tiram serta takarannya dapat mengoptimalkan hasil, caranya yakni mengurangi atau menambah takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Pada usaha budidaya skala kecil, perlu juga dilakukan eksperimen atau percobaan dalam menentukan takaran bahan media agar takarannya tepat. Hal ini perlu dilakukan mengingat jamur tiram yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh yang berbeda tentu membutuhkan nutrisi maupun media yang berbeda pula tergantung kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media serta lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.

NUTRISI DAN MEDIA TANAM JAMUR TIRAM


Nutrisi sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk melangsungkan setiap proses kehidupannya, tak terkecuali jamur tiram. Pada budidaya jamur tiram, jamur memperoleh nutrisi dari serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji ini berfungsi sebagai media tempat tumbuh. Bahan serbuk gergaji yang baik dapat diperoleh dari bahan kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen. Dalam kayu keras mengandung selulose dalam jumlah banyak dimana solusose ini sangat dibutuhkan oleh jamur tiram. Beberapa jenis kayu keras yang bisa dimanfaatkan sebagai media tanam antara lain dari kayu sengon, kayu kampung, atau kayu mahoni. Serbuk gergaji sebagai media tumbuh jamur tiram dapat diperoleh dari tempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media, perlu dilakukan pengomposan terlebih dahulu pada serbuk gergaji agar dapat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga tersedia serta mudah dicerna oleh jamur tiram. Proses pengomposan serbuk gergaji kayu ini dapat dilakukan dengan cara menutup serbuk gergaji kayu menggunakan plastik atau terpal selama kurang lebih 1 sampai 2 hari. Jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50°C berarti pengomposan telah berlangsung baik.


Media tanam jamur tiram sebenarnya tidak hanya berasal dari serbuk gergaji kayu saja, melainkan ada berbagai alternatif pilihan bahan sebagai pengganti serbuk kayu, antara lainnya dapat berasal dari berbagai macam ampas, seperti misalnya ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, atau ampas teh. Meskipun demikian, media yang baik untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu.

Selain serbuk gergaji kayu, media tempat tumbuh juga terdiri dari bekatul (dedak) halus, tepung jagung, kompos, kapur dan air. Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat serta penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Pastikan bekatul atau dedak maupun tepung jagung masih baru agar media dalam keadaan steril. Penggunaan bahan media yang sudah lama dikhawatirkan pada bahan tersebut sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak dikehendaki (terkontaminasi). Substrat dedak/bekatul atau tepung jagung sebenarnya berfungsi sama sehingga jika bahan yang dibutuhkan sulit diperoleh dapat dipilih salah satunya saja. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung jagung memberikan kualitas hasil jamur tiram yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut hampir sama. Akan tetapi penggunaan dedak dirasa lebih efisien. Penggunaan dedak (bekatul) dapat menekan biaya produksi, selain harganya lebih murah juga mudah didapat karena selama ini dedak masih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Pemberian kapur (CaCo3) pada media selain berfungsi untuk mengatur keasaman media tanam juga berfungsi sebagai sumber mineral. Keasaman yang sebabkan oleh miselium jamur ini dapat dinetralisir oleh kalsium dalam kapur, sehingga pemberian kapur pada media tanam sangat diperlukan untuk mengoptimalkan hasil panen. Adapun komposisi media semai jamur tiram terdiri dari serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10kg; kompos 0,5kg; kapur (CaCo3) 0,5kg; serta air 50-60%. Media tanam kemudian diletakkan dalam kantong plastik bening tanah panas (PE 0,002) berukuran 20cm x 30cm.

Setelah media tanam siap diisi media, langkah selanjutnya sebelum melakukan penanaman bibit jamur tiram, perlu dilakukan sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog. Mengingat budidaya jamur tiram sangat rentan akan serangan hama penyakit sehingga sterilisasi mutlak diperhatikan oleh pelaku usaha budidaya jamur. Hal terburuk, serangan hama penyakit yang tidak terkendali dapat menggagalkan panen.

STERILISASI BAHAN DAN BAGLOG BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Proses sterilisasi media tanam penting dilakukan mengingat budidaya jamur disamping membutuhkan lingkungan budidaya yang selalu bersih juga media tanam yang benar-benar steril agar hasil panen dapat mencapai optimal serta proses budidaya jamur tiram menghasilkan keuntungan tinggi. Proses sterilisasi media tanam ini meliputi sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog. Sterilisasi bahan dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100°C. Sterilisasi ini berlangsung selama 6-8 jam untuk diperoleh hasil lebih baik, dengan melakukan pemanasan diharapkan mikroorganisme pengganggu dapat ditekan, selain itu juga bertujuan mengurangi kadar air. Bahan-bahan yang disterilisai berupa serbuk gergaji kayu dan dedak (bekatul). Sebelum dimasukkan ke dalam oven, serbuk gergaji kayu dan dedak ini di campur menjadi satu terlebih dahulu kemudian ditambahkan air bersih sekitar 50-60%, campur bahan hingga benar-benar rata serta kalis agar mudah dikepal. Penambahan air ini berfungsi membantu proses penyerapan nutrisi oleh miselium.

Kemudian bahan-bahan steril tadi dimasukkan ke dalam plastik sambil ditekan-tekan sedikit demi sedikit, perlu diperhatikan bahwa bahan-bahan yang dimasukkan harus sepadat mungkin untuk mengoptimalkan hasil. Semakin padat bahan dalam kantong plastik maka semakin banyak pula hasil produksi jamur tiram, untuk itu pastikan bahwa pemasukan bahan-bahan harus benar-benar padat. Tambahkan cincin paralon atau potongan bambu pada bagian atas kantong plastik terlebih dahulu sebelum akhirnya ditutup menggunakan sumbat kapas dan diikat dengan karet tahan panas. Cara pemasangan cincin paralon atau potongan bambu pada budidaya ini yaitu dengan memasang paralon atau potongan bambu pada bagian atas plastik, lalu masukkan seluruh bagian ujung plastik ke dalam lubang peralon atau potongan bambu, tarik kuat-kuat kemudian lipatlah ujung plastik yang telah masuk ke dalam lubang paralon atau potongan bambu ini ke arah sisi luar. Setelah itu baru ikatlah plastik dengan kuat. Sebagai gambaran, hasil akhir dari proses cara pemasangan paralon atau potongan bambu ini adalah bagian ujung baglog terdapat lubang peralon atau potongan bambu sebagai tempat munculnya jamur tiram. 

Setelah dilakukan sterilisasi bahan, proses sterilisasi media tanam selanjutnya adalah sterilisasi baglog. Sterilisasi baglog pada budidaya ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu sterilisasi baglog menggunakan autoclave atau pemanas/Steamer dan sterilisasi menggunakan drum minyak. Cara sterilisasi dapat disesuaikan kondisi masing-masing, masing-masing metode memiliki kelebihan maupun kelemahan sendiri-sendiri. Secara prinsip, kedua cara ini dapat menciptakan lingkungan kondusif untuk pertumbuhan jamur tiram.

Sterilisasi Baglog Menggunakan Autoclave atau Pemanas/Steamer
Sterilisasi baglog menggunakan autoclave atau pemanas/steamermembutuhkan waktu relatif sebentar, cukup selama 15 menit saja. Pemanasan cara ini dilakukan pada suhu 121°C. Caranya pun cukup mudah, baglog yang sudah siap serta sudah disteril bahan terlebih dahulu tentunya tinggal dimasukkan saja ke dalam autoclave. Keuntungan sterilisasi baglog menggunakan cara ini adalah dapat menghemat waktu, namun membutuhkan biaya tinggi untuk investasi alat. Meskipun demikian untuk budidaya jangka panjang serta berskinambungan justru akan lebih menguntungkan.

Sterilisasi Baglog Menggunakan Drum Minyak
Sterilisasi baglog menggunakan drum memiliki keuntungan lebih murah jika dibandingkan dengan sterilisasi menggunakan autoclaveatau pemanas/steamer sehingga dapat menekan biaya produksi. Namun membutuhkan waktu lama dalam proses sterilisasinya. Selain itu, drum minyak pun harus berkapasitas besar agar dapat menampung kurang lebih 50 baglog agar lebih menghemat waktu sehingga juga dapat menekan biaya produksi. Cara sterilisasi baglog menggunakan cara ini sebenarnya juga cukup mudah, yaitu cukup memanaskannya di atas kompor minyak atau api. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses pemanasan sekitar 8 jam.

PENDINGINAN

Setelah melakukan proses sterilisasi, baik sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog, langkah selanjutnya adalah proses pendinginan. Pada poses ini, baglog yang sudah disterilisasi tadi, yaitu selama 15 menit untuk sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer dan 8 jam untuk sterilisasi menggunakan drum, baglog harus didinginkan sebelum dilakukan penanaman. Pastikan baglog sudah menjadi dingin terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman, baru setelah benar-benar dingin kemudian dilakukan penanaman bibit jamur tiram.

PERSIAPAN PENANAMAN JAMUR TIRAM

Steril merupakan kunci utama keberhasilan budidaya, untuk itu kebersihan harus tetap terus dijaga serta lebih ditingkatkan. Persiapan sebelum melakukan penanaman jamur tiram terutama sekali adalah dalam hal kebersihan ini, baik kebersihan alat, tempat, maupun tenaga kerja. Tempat penanaman jamur tiram harus disterilisasi terlebih dahulu menggunakan disinfektan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi yang tidak diinginkan sehingga budidaya jamur tiram semakin optimal. Alat yang akan digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol serta dipanaskan terlebih dahulu. Selain itu, tanaga kerja juga dianjurkan untuk memakai masker penutup terutama penutup hidung dan mulut sehingga kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri (mikroorganisme pengganggu) melalui mulut maupun hidung tenaga kerja dapat diminimalisir.

PENANAMAN JAMUR TIRAM

Penanaman jamur tiram dilakukan setelah semuanya dipastikan steril. Selama proses ini perlu diperhatikan suhu serta kelembaban udaranya. Suhu udara kondusif sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan miselium jamur tiram, suhu yang dibutuhkan berkisar antara 23-28°C, dengan suhu udara optimun pada 25°C. Siram lantai menggunakan air atau semprot lokasi menggunakan tangki sprayer jika cuaca terlalu terik dan berangin. Hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu udara pada kisaran suhu ideal. Atur juga sirkulasi udara pada tempat budidaya jamur agar jamur tiram tetap mendapatkan udara segar. Tutup sebagian lubang sirkulasi udara jika angin sedang bertiup kencang. Pastikan kondisi lingkungan tetap kondusif untuk menopang pertumbuhan jamur tiram.

PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM

Seperti halnya dalam budidaya lain, pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting. Dalam hal ini, pemeliharaan selama budidaya adalah mengenai pengendalian hama penyakit jamur tiram. Hal ini penting sekali mengingat hama penyakit pasti selalu menyerang pada setiap budidaya apa saja terutama di bidang pertanian. Meskipun saat pembuatan baglog sampai penanaman semua media maupun tempat sudah disterilisisai, namun hama penyakit pasti selalu datang di setiap fase. Untuk mengoptimalkan hasil produksi, meminimalisir resiko serta mengendalikan hama penyakit adalah langkah-langkah paling tepat.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Serangan hama dan penyakit antara tempat satu dengan tempat lainnya pada budidaya jamur tiram berbeda-beda, cara pengendalian hama dan penyakit ini pun tentunya tidak sama, tergantung jenis hama maupun penyakit apa yang sedang menyerang. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berbeda-beda pula antara satu tempat dengan lainnya serta kebersihan lokasi budidaya atau rumah kumbung. Selain faktor lingkungan, serangan hama penyakit dapat bersumber dari jamur tiram itu sendiri terutama saat melakukan proses sterilisasi baik saat melakukan sterilisasi bahan media tanam maupun sterilisasi baglog. Dimungkinkan terjadi kesalahan saat melakukan sterilisasi ini sehingga mudah terkontaminasi oleh kondisi lingkungan setempat.

HAMA JAMUR TIRAM

Hama pengganggu selama proses budidaya jamur tiram meliputi hama ulat, kleket, semut, serta laba-laba. Pengamatan setiap hari di lapangan perlu dilakukan agar serangan hama dapat terdeteksi lebih dini sehingga mengurangi resiko kegagalam panen. Berikut ini deskripsi singkat mengenai hama pengganggu berikut cara pengendaliannya:

Ulat

Hama utama jamur tiram adalah hama ulat. Hama ini muncul ketika kelembaban udara tinggi, kebersihan lingkungan tidak terjaga, serta akibat kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai jamur maupun jamur yang tidak terpanen. Pencegahan hama ulat dilakukan dengan mengatur sirkulasi udara untuk mengatur kelembaban, pemanenan lebih hati-hati sehingga tidak banyak pangkal atau batang maupun jamur tiram yang tidak terpanen, serta menjaga kebersihan lokasi kumbung. Pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan formalin di sekitar lokasi rumah kumbung.

Kleket (sejenis moluska), Semut dan Laba-laba

Pengendalian hama kleket, semut dan laba-laba dapat dilakukan dengan dua cara, baik secara mekanis maupun kimiawi. Secara mekanis, pengendalian hama semut dan laba-laba dapat dengan melakukan pembongkaran pada sarangnya, kemudian disiram menggunakan minyak tanah. Sedangkan hama kleket seringkali dijumpai pada mulut baglog cukup diambing menggunakan tangan. Secara kimiawi, hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida untuk semut dan laba-laba serta pemberian molustisida untuk hama kleket. Namun, pengendalian kimiawi hendaknya dijadikan alternatif terakhir karena produk jamur tiram merupakan produk organik. Selain ramah lingkungan, pengendalian hama kleket, semut maupun laba-laba secara mekanis juga menekan biaya produksi.

PENYAKIT JAMUR TIRAM

Penyakit pengganggu selama budidaya jamur tiram meliputi jamur parasit dan tangkai jamur memanjang. Seperti halnya pada cara pengendaian hama, pengamatan setiap hari di lapangan juga perlu dilakukan agar hasil panen optimal. Berikut ini deskripsi singkat mengenai penyakit beserta cara pengendaliannya:

Jamur Parasit

Seperti telah berulangkali dibahas sebelumnya, bahwa kebersihan merupakan kunci utama keberhasilan budidaya. Rumah kumbung maupun peralatan yang digunakan selama proses produksi harus selalu dalam keadaan steril untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme pengganggu yang tidak diinginkan, bahkan dapat menggagalkan budidaya jamur. Jika kebersihan maupun faktor lingkungan (suhu, kelembaban, dll) kurang mendukung, biasanya sering terjadi pada baglog banyak ditumbuhi penyakit cendawan maupun jamur lain yang tumbuh seiring pertumbuhannya. Missellium cendawan atau jamur parasit tersebut saling berebut untuk melakukan pertumbuhan sehingga sering mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat, bahkan terkadang menyebabkan tidak tumbuh. Jamur parasit ini berisifat patogen, gejalanya ditandai munculnya miselium berwarna kuning, hijau, hitam, disertai lendir pada substrat. Jamur parasit yang biasa menyerang selama proses budidaya adalah Penicillium sp., Rhizopus sp., Aspergillus sp., serta Mucor sp.. Jamur ini menyerang substrat atau baglog dengan cara tumbuh bersaing dengan tanaman pokok. Penyakit ini menyerang baglog tertutup maupun terbuka. Pengendalian jamur penganggu dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan yang berhubungan dengan proses budidaya (baik kumbung, baglog, peralatan, maupun tenaga kerja), musnahkan baglog terserang jamur parasit dengan cara dibakar, serta mengatur kelembanan udara di sekitar lokasi kumbung.

Tangkai Jamur Memanjang

Penyakit tangkai jamur memanjang merupakan penyakit fisiologis yang sering dijumpai selama prses budidaya, ditandai tangkai jamur tiram memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat berkembang maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara kurang sempurna. Pencegahan penyakit tangkai memanjang adalah mengatur ventilasi seoptimal mungkin pada rumah kumbung sehingga sirkulasi udara berjalan sempurna sesuai kebutuhan pertumbuhannya.

PANEN JAMUR TIRAM

Kegiatan ini merupakan hasil akhir dari proses budidaya yang sangat dinanti-nantikan oleh para petani. Mereka bisa tersenyum senang manakala hasil budidaya jamur tiram menuai keberhasilan, sebaliknya bahkan bisa menangis penuh kesedihan manakala hasil panen jamur tiram tak sesuai harapan. Pemanenan jamur tiram ini dilakukan secara bertahap. Pada prinsipnya, jamur tiram siap panen sudah berukuran cukup besar dengan tepi meruncing tetapi belum mekar penuh (belum pecah). Namun, dapat juga disesuaikan dengan permintaan pasar. Panen biasanya dilakukan saat berumur 40 hari setelah pembibitan. Pada kondisi ini, tubuh jamur tiram sudah berkembang maksimal, berkisar antara 3 mingguan dari saat buah jamur terbentuk.

PENANGANAN PASCA PANEN JAMUR TIRAM

Setelah pemanenan selesai dilakukan, masih memerlukan proses penangan lebih lanjut untuk meningkatkan keuntungan. Penanganan ini disesuaikan dengan permintaan pasar tujuan. Upaya penanganan pascapanen biasanya meningkatkan hasil antara 25%-100% tergantung kesepakatan maupun pasar tujuan. Untuk mendapatkan produk berkualitas baik serta memenuhi kriteria permintaan pasar modern, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti di bawah ini:

Pencucian

Penggunaan pestisida dalam budidaya jamur tiram mungkin belum bisa dihindari oleh para petani baik petani hortikultura maupun petani jamur tiram. Hal ini sangat dimaklumi karena kesadaran masyarakat kita masih sangat rendah baik di tingkat konsumen maupun petani, ditambah perekonomian masyarakat juga masih sangat rendah. Mayoritas konsumen di Indonesia menginginkan produksi pertanian berkualitas super bahkan organik tetapi dengan harga murah, sedangkan para petani menginginkan produktivitas tinggi dengan sedikit resiko karena harga jualnya juga rendah sehingga mereka tetap berorientasi mencari laba atau keuntungan. Suatu masalah yang sangat bertolak belakang, dan perlu dicarikan titik temu. Namun, bagi para petani jamur tiram, ada cara untuk meminimalisir hasil panen dari residu pestisida, yaitu melakukan pencucian menggunakan air bersih sehabis panen, kemudian pangkal jamur dipisahkan dari tubuhnya. Biasanya residu pestisida mengendap pada pangkal batang ini, sedangkan pada tubuh buah jamur tiram residu pestisida diminimalisir oleh pencucian tersebut.

Sortasi Hasil Panen

Setelah dilakukan pencucian, langkah selanjutnya pada proses pascapanen adalah penyortiran atau sortasi. Keseragaman hasil merupakan syarat utama untuk pemasaran agribisnis modern, baik keperluan ekspor maupun supermarket. Sortasi atau penyortiran dilakukan dengan memisahkan bentuk maupun ukuran tertentu. Biasanya masing-masing pasar menentukan standar ukuran berbeda-beda, disesuaikan tingkat kebutuhan konsumen setempat.

Pengemasan dan Transportasi

Masalah penting dalam penangan pascapanen adalah pengemasan (packing) maupun transportasi, karena model pengemasan merupakan salah satu bagian penting untuk mendongkrak keuntungan. Pada pasar modern masalah pengemasan bahkan mampu meningkatkan harga jual hingga 100% tergantung permintaan konsumen. Untuk keperluan ini, jamur tiram segar dikemas menggunakan plastik kedap udara. Pengemasan semacam ini bertujuan meminimalisir resiko kerusakan, semakin sedikit udara di dalam plastik, maka semakin tahan lama untuk disimpan. Tidak hanya itu, penggunaan plastik kedap udara bahkan dapat mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2 sampai 4 hari. Sedangkan untuk pengangkutan jarak jauh, alat transportasi sebaiknya menggunakan ruangan pendingin agar kestabilan kesegarannya tetap terjaga sehingga meminimalisir resiko.

bila ingin membaca artikel yang bersangkutan silahkan masuk DISINI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faktor-Faktor Melatar Belakangi Perkembangan Bimbingan Konseling (BK)

Faktor-Faktor yang Melatar Belakangi Berkembangnya Bimbingan Konseling.  Upaya layanan bimbingan dan konseling secara profesional lahir dl Amenka Serikat  dan berkembang pesat abad ke-20. Banyak faktor yang mendorong pesatnya Perkembangan disiplin ilmu ini, hingga mampu menerobos institusi-institusi pendidikan khususnya sekolah. Sedikitnya, terdapat enam faktor yang mempelopori perkembangan bimbingan dan konseling tersebut, di antaranya yaitu:  1. Perhatian pemerintah terhadap penduduk imigran yang datang ke Amerika Serikat dari kawasan Eropa, mereka membutuhkan pekerjaan yang layak, dari situlah kemudian mendapat layanan dari biro biro vokasional pemerintah, yang melalui penyuluhan penyuluhan untuk mengarahkan bakat dan minat mereka agar pekerjaan yang di dapat sesuai dengan potensi mereka.  2. Pandangan Kristen yang beranggapan bahwa dunia adalah tempat pertempuran antara kekuatan baik dan buruk, atas dasar ini maka berbagai lembaga pendidikan di wajibkan mengajark...

Sejarah Perkembangan Bimbingan Konseling Di Indonesia

Sejarah Perkembangan Bimbingan Konseling Di Indonesia  Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia  Di Indonesia sendiri, praktek Bimbingan Konseling sebenarnya sudah lama diperankan, seperti berdirinya organisasi pemuda Budi Utomo pada tahun 1908, hingga pada periode selanjutnya berdirilah perguruan Taman Siswa pada tahun 1922 yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yang menanamkan nilai-nilai Nasionalisme di kalangan para siswanya.  Prinsip didaktik yang dipegang oleh Perguruan Nasional Taman Siswa ini antara lain: kemerdekaan belajar, bekerja dan menggunakan pendekatan konvergensi. Dari pola pendidikan Taman Siswa tersebut telah nampak perhatian dan penghargaan terhadap potensi seseorang dan kemerdekaan untuk mengembangkan potensi. Hal ini merupakan benih dari gerakan bimbingan  konseling.  Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan didiriknnya beberapa kementerian pada waktu itu (ada Kantor Penempatan Kerja) yang ...

PARAGRAF

PARAGRAF A.       Pengertian paragraf Paragraf yaitu " seperangkat kalimat yang terdiri atas satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas ". Kalimat Pokok atau Kalimat Utama yaitu " kalimat yang berisi masalah atau kesimpulan sebuah paragraf ". Sedangkan Kalimat Penjelas yaitu " kalimat yang berisi penjelas masalah pada kalimat utama ". B.        Syarat-Syarat Paragraf Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berangkai nan padu yang membentuk suatu gagasan utama yang ingin disampaikan oleh pembacanya. Suatu paragraf yang baik harus mencakup beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Kelengkapan (Completeness) Paragraf yang baik harus memiliki unsur – unsur paragraf yang lengkap diantaranya adalah: a.        Gagasan utama Gagasan utama adalah topik utama atau permasalahan yang sedang dibahas dalam suatu paragraf. b.       Kalimat utama Kalimat utama adalah kalimat yang meng...