Karakteristik Ajaran Islam
Islam merupakan agama samawi yang telah diturunkan oleh ALLAH SWT. langsung kepada Nabi Muhammad SAW. dengan ajaran-ajaran yang sangat detail dan teliti dalam mengaatur sebuah hukum, sesuai dari penggalan kata mutiara “islam adalah sebuah agama yang menjadi rahmat untuk semua alam”. Namun hari berganti hari islampun mengalami gejolak-gejolak yang menyebabkan sebuah konflik yang masih perlu diperhatikan untuk dikaji. Hingga muncul pandangan umum bahwa islam adalah agama yang penuh dengan konflik internal, tapi pandangan tersebut adalah sebuah pandangan yang keliru. Melainkan islam adalah sebuah agama yang memiliki karakteristik yang sangat lengkap, sehingga muncul bebrapa masalah yang perlu untuk dikaji, penyebab perbedaan itu adalah berbedanya pandangan para tokoh-tokoh islam yang mencoba berusaha melakukan pendekatan agama dari sisi yang berbeda. Tapi sebenarnya dari pendekatan-pendekatan para tokoh yang berbeda tersebutlah yang dapat kita jadikan sebuah titik-titik yang dapat kita gunakan sebagai titik pempersatu islam, bukan malah menjadi sebuah bahan perdebatan antar sesama , karena dengan perdebatan yang muncul dari kita sendirilah yang akan mengkikis sebuah ukhuah islamiyah yang terjalin rapi.
Karakteristik islam akan tampak lebih nyata dan lebih komleks ketika kita mengetahui kosepsi Islam dalam berbagai bidang mulai dari bidang agama, ibadah, muámalah (kemanusiaan), yang didalamnya termasuk maslah pendidikan, ilmu pengethuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan lingkungan hidup, kesehatan pekerjaan, serta islam sebagi disiplin ilmu.
Konsepsi islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristik islam dapat di paparkan dengan perincian dibawah ini:
A. Dalam Bidang Agama
Didalam bidang agama islam adalah sebuah agama yang yang memiliki sebuah toleransi beragama yang sanngat baik, diterangkan dalam kitab suci agama islam, bahwa islam adalah agama yang mengakui hak-hak agama lain, kontinuitas) dan universalisme).Bukti bahwa islam adalah agama yang mengakui dan menghormati agama lain telah diterangkan dalam hadits nabi dalam permasalahan suluhk (damai). Dan juga didalam (QS:al-baqoroh: 136 dan an-nisa:136-165) bahwa islam adalah sebuah agama yang mengakuai semua nabi dan semua rosul yang terdahulu dan ditegaskan pula bahwa umat muslim juga harus iman dengan semua nabi, tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain.
Didalam islampun tidak ada kata pemaksaan dalam beragama kecuali paganisme dan syirik, tapi sekrang muncul pertanyaan, Katanya nggak ada kata kekerasan dan pemaksaan dalam agama, tapi kok islam dan Kristen selalu kontra?
Sebenarnya Kristen atau nasrani adalah agama yang sama dengan islam, yaitu sebagai Abdi Allah SWT, tapi karena unsur hubud dunya ( gila dunia) dan hubbul jah (gila sebuah pangkat) banyak dari tokoh-tokoh nasrani merubah isi dari kitab injil asli yang mengatakan bahwa di akhir zaman akan ada nabi akhiruz zaman, namun mereka tokoh-tokoh nasrani khawatir popularitas dan kedudukan mereka akan segera lenyap dengan kedatangan nabi akhiruz zaman yaitu baginda Muhammad SAW, kemudian mereka cepat-cepat merubah apa yang ada didalam injil dengan hal yang sangat berlawanan dengan isi dari injil asli, hal tersebutlah yang menyebabkan sebuah kemusyrikan dan perpecahan.
Tapi walaupun begitu islam selalu menghormati agama mereka asalkan mereka juga menghormati agama islam, karena dalam islam orang kafir yang boleh diganggu hanyalah kafir harbi.
Dengan demikian karakteristik islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memekasakan dan saling menghargai.
B. Dalam Bidang Ibadah
Ibadah adalah sebuah bentuk ritual pengabdian diri kepada sang pencipta dengan adanya dorongan dari akidah dan tauhid. Ibadah secara garis besar ada dua, umum dan ibadah yang khusus, tapi di rubik ini aku hanya akan membahas ibadah yang khusus. Dalam yurisprudensi islam tidak ditetapkan adanya sebuah kreatifitas dalam ibahan, karena create dalam ibadah adalah termasuk hal yang bidáh, contoh ibadah-ibadah yang khusus adalah ritual solat lima waktu, ibadah haji, puasa, zakat yang didialam hal-hal tadi sudah ada sebuah aturan yang tidak boleh di ubah-ubah dan harus dilakukan sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan Rosulnya, dalam artian didalam permaslahn ini akal manusia tidak memiliki bagian andil didalamnya, melainkan menusia sebagai hamba Allah hanya bertugas mentaati, mematuhi dan melaksanakan apa yang sudah jadi perintah Allah dan Rosul.
Hal demikian itu adalah sebuah bentuk nyata dari salah satu makna islam, yaitu sepenuhnya berpasrah diri kepada Allah, yang mencerminkan karakteristik islam yang sebenarnya dipandang dari bidang ibadah.
C. Dalam Bidang Akidah
Sebagaiman dipaparkan oleh Muhammad ali, ajaran islam dapat dibagi menjadi dua bagian, pertama teori atau yang lazim disebut sebagai rukun iman, dan ushuluddin, sedangkan bagian yang kedua disebuat furu’. Dalam kitab mu’jam al-falsafi, Jamil saliba mengartikan akidah menurut bahsa adalah menghubungkan dua sudut sehingga bisa bertemu dengan kokoh, tapi ikatan ini bukanlah sepeti makna ribath yang berarti ikatan, karena ketika kita maknai dengan makna kata ribath akan membahayakan karena permasalahan ibadah adalah hal yang tidak selalu dirasio.
Karakteristik islam yang dapat diketahui melalui bidang ini adalah bahwa akidah islam adalah sebuah hal yang murni kepada Allah. dalam prosesnya , keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh ada perantara, karean dengan akidah akan melahirkan kemurnian pengabdian hanya kepada Allah, yang akibatnya akan lahirlah sikap bebas (tidak tunduk pada manusia atau hal lainnya yang menggantikan pososi tuhan). Ketika akidah seperti tadi sudah menancap kokoh didalam hati manusia maka semua perilaku dan semua tindakanya akan sesui dengan hal-hal yang diridloi Allah.
Yusuf Qordlowi berpendapat bahwa iman menurut pengertian sebenarnya adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak tercampur syak atau ragu serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perilaku sehari hari.
D. Dalam Bidang Ilmu Dan Kebudayaan
Karakteristik islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari ketiga sapek diatas islam selalu melakukan sebuah penseleksian yang ketat ketika akan melakukan sesuatu. Dalam bidang ilmu dan teknologi islam mengajarkan terbuka terhadap pemeluknya. Sekalipun islam bukan barat juga bukan timur, bukan berarti kita harus tertutup kepada keduanya, melainkan islam harus terbuka.
Bagaimanapun islam adalah peradigma terbuka, Ia merupakan mata rantai peradaban dunia dan pewaris dari generasi-generasi pendahulu, contoh kecil dari islam adalah sebuah mata rantai peradaban dunia adalah: islam sebagai pengembang matematika india, ilmu kedoteran dari cina, sistem pemerintahan dari Persia, logika yunani, fisika kuno, arsitektur, filsafat, kedokteran, dan sebagainya. Bukan hanya sebagai pewaris, islam juga melakukan sebuah encrichement dalam subtansi dan bentuknya.
Mencari, mengkaji sebuah ilmu pengetahuan dalam islam merupakan sebuah hal yang derajatnya sama dengan jihad dijalan Allah, karakteristik islam seperti inilah yang dapat mengangkat diri islam untuk meraih sebuah peluang dan kesempatan. Hal demikian dilakukan oleh islam dikarenakan pedulinya islam dengan umat manusia, karena dizaman jahiliyah kuno ilmu pengetahuan hanya dimiliki kaum elit saja dan tidak boleh disebar luaskan ke halayak umum, sehinggan masyarakat dapat mudah untuk dibodohi dan dijajah, hal demikian ini sama seperti yang dialami Indonesia ketika dijajah belanda yang notabenya tidak berpegang pada karakteristik islam.
Disamping di bidang ilmu islam juga memiliki karakteristik yang has dalam penyasuaian budaya dalam persebaranya. Kita ambil contoh saja persebaran islam di jawa dan sekitarnya, cara persebaran islam pun tidak serta merta langsung menghapus budaya local melainkan islam berusaha menggabungkan budaya local dengan ajaran islam agar tidak melenceng dari koridor agama. Wali songo misalnya, beliau dalam penyebaran islam dijawa selalu berusaha memasukan ajaran islam kedalam budaya local agar tetap sesuai dengan aturan syar’i.
E. Dalam Bidang Pendidikan
Sesuai dengan pembahasan sebelumnya yaitu karakteristik islam dibidang ilmu dan budaya islampun memiliki sebuah ciri yang has didalam pendidikan, dengan tujuan agar ilmu dapat didapatkan dengan maksiamal. Islam memandang pendidikan adalah hak semua orang (education for all and long life education) maka dari itu islam membebaskam umatnya agar selalu mencari dan mengkaji ilmu denga cara yang seeffective mungkin. Dalam sebuah pendidikan islam memiliki sebuah cara-cara husus agar pendidikan tesebut menjadi effective, semisal dengan tausiah umum, musyawarah, dan semianar islami dll.
F. Dalam Bidang Sosial
Setelah beberapa keterangan karakteristik islam di berbagai bidang, hampir kesemuanya tadi akhir-akhirnya kembali ke karakteristik islam yang satu ini, yaitu dibidang sosial. Karena hampir di semua ritual agama islam ujung-ujungnya kembali kepada kemaslahatan umat, hal ini tercerminkan dari beberapa contoh sebagai berikut:
Mulai hal yang paling kecil, dalam islam terenyum pada sesama adalah sebuah sodaqoh yang bernilai ibadah dan sosial, menyingkirkan sesuatu dari jalan yang embahayakan para pengguna jalan juga bernilai ibadah, sampai-sampai kanjeng nabi mengajarkan ketika membuat lauk pauk yang berkuah beliau menyuruh memperbanyak kuahnya, tujuannya supaya tetangga bisa merasakan walaupu sedikit. Dan lagi karakteristik islam dalam bidang soaial akan terlihat sangat menonjol ketika ada sebuah ibadah (seperti haji, puasa, solat dll) yang rusak atau batal maka islam selalu mewajibkan mengganti ibadah tersebut dengan sesuatu yang berbau sosial, semisal dirubik solat, ketika seseorang tidak kuat solat maka solat tadi bisa diganti dengan kafarah (tebusan) yang berupa sodaqoh pada faqir miskin, begitu pula fidyah dalam permasalahan puasa, ketika orang puasa sengaja melakukan hubnngan suami istri disiang hari bulan roamdlon maka dia terkena kafarah yang berupa puasa dua bulan secara continue tidak boleh putus, kalau tidak kuat maka diganti dengan memerdekakan budak wanita muslim , kalau tidak kuat juga maka diganti dengan memberi makan 60 orang miskin yang mana per orangnya dapat bagian satu mud, inilah bukti karakteristik islam dibidang sosial.
Hampir selalu dijumpai didalam semua ritual ibadah islam pasti ada ruhksoh ( keringanan) bagi yang tidak mampu, baik solat, puasa, zakat, haji dll. Disisi lain ketika berjamaah dan di sana ada banyak makmum yang masih memiliki kesibukan diluar, maka Rosulullah secara tegas menyuruh kepada para imam untuk mempercepat solat mereka agar makmum masih bisa melakukan aktifitas mereka dengan maksimal, demikianlah contoh karakteristik islam dibidang sosial.
Karakteristik islam dibidang sosial akan lebih tampak transparan ketika kita ingat hadits Rosul di bawah ini:
خيرالناس أنفعهم للناس artinya: lebih baik-baiknya manusia adalah yang paling meberikan manfaat bagi manusia yang lain.
G. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
Dalam islam terdapat dua aspek yang harus dipadukan secara bersamaan, pertama aspek dunia dan aspek akhirat. Bijaksanalah oranng Yang bisa menggabungkan keduanya , dia mencari dunia untuk kehidupan akhirat, telah di tegaskan oleh baginda nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnuu Mubarok yang artinya: bukanlah termasuk orang yang baik diantara kamu orang yang meninggakan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan kehidupan akhirat karena kehiduapn dunia, tapi orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang, karean dunia adalah alat untuk menuju akhirat.
H. Dalam Bidang Kesehatan
Didalam konsep kesehatan islam lebih condong ke pencegahan dari pada pengobatan ( al-wiqaya khiru minnal-ilaj). Didalam meraih sebuah kesehatan islam lebih menekankan kebersihan baik kebersihan lahir maupun batin. Kebersihan lahir telah dijelaskan oleh baginda Nabi dalam hadits dan dalam kitab suci Al-qurán. Dalam kitab riyadlu as-sholihin telah di bahas secara rinci dalam bab-bab tersendiri mengenai bagaiman cara kita untuk hidup sehat. Dan juga di perjelas dalam surah al-baqoroh:222 bahwa Allah menyukai orang orang yang bersih, baik lahirnya ataupun batinnya.
I. Dalam Bidang Politik
Ciri ajaran Islan selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya dalam bidang politik. Dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 156 diterangkan bahwa menaati ulil amri yang terjemahaannya termasuk penguasa dalam bidang politik, pemerintah, dan Negara. Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin melainkan ketaatan yang masih tetap dilandasi oleh ajaran agama. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan Rasul-Nya, maka wajib di taati, berbeda jika sebaliknya.
Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan bentuk pemerintahan. Oleh karenanya setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk negaranya masing-masing sesuai seleranya.Namun, yang terpenting bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk menegakkan keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian, den ketenteraman masyarakat.
J. Dalam Bidang Pekerjaan
Karakteristik ajaran Islam lebih lanjut dapat diihat dari ajarannya mengenai kerja, Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah SWT, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.
Untuk menghasilkan pruduk pekerjaan yang bermutu, Islam memandang kerja yang dilakukan adalah kerja professional, yaitu kerja yang didukung ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan seterusnya.
K. Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama ilmuwan muslim.
Dunia ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma, syarat-syarat dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yang ilmiah.
Persyaratan keilmuwan yang ditetapkan itu nampak terlihat sekuler, dalam arti bahwa mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan nilai-nilai ke-Tuhanan dipandang tidak rasional, tapi metafisik dan tidak dapat dijadikan dasar pemikiran sistematis dan logis. Nilai-nilai ke-Tuhanan berada di atas nilai keilmiahan dari ilmu pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu pengetahuan.
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Jadi mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi itu. Untuk itu Adam diajar nama-nama benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukan ilmu pengetahuan.
Pendidikan islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal dasar yang potensial untuk dikembangkan sehingga mampu berperan dijantung masyarakat dinamis masa kini dan mendatang. Pendidikan islam saat ini masih berada pada garis marjinal masyarakat, belum memegang peran sentral dalam proses pembudayaan umat manusia dalam arti sepenuhnya.
Dari pemaparan dia atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ilmu pendidikan islam sebagai sebuah disiplin ilmu harus senantiasa berpegang kepada prinsip-prinsip pendidikan islam yang bersumber dari al-Qur’an, hadist, ijma dan qiyas. Hal itu disebabkan, karena apabila sebuah disiplin ilmu tidak memilki prinsip, khsusuya prinsip pendidikan Islam tersebut, maka dikahawatirkan akan terjadinya sekularisasi dan liberalisasi pendidikan.
Pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu juga harus senantiasa mampu mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama/ilmuwan muslim. Oleh karenanya kita sebagai insan akademika yang terdapat dalam sebuah lembaga pendidikan harus lebih mengoptimalkan daya fikir dan mental untuk menatap pendidikan ke depan yang lebih maju
Komentar
Posting Komentar